Saturday, November 2, 2013

Aku dan Rasa ini



__oOo__

                Jika memang, aku hanya ditakdirkan untuk melihatmu saja, bisa apa aku? Sejujurnya, aku tak jarang memimpikanmu untuk selalu disampingku, tersenyum karenaku, jadi senderanku, hidupku jadi hidupmu. Setiap waktunya, ada jalinan benang-benang yang kita rajut. Tapi, aku sadar. Semua itu, tidak akan aku genggam. Menyentuh saja, aku ragu bisa melakukannya.

                Kamu dan aku, dua kata yang tak mungkin menjadi kita. Hanya aku yang selalu memimpikan, hanya memimpikan setiap harinya. Bukan, bukan karenaku tak ingin memperjuangkan rasaku ini, tapi memang hal itu tak harus diperjuangkan, kalaupun aku perjuangkan, yang ada hanya membuat diri ini semakin lelah.



                Dari jauh, jauh jarak, jauh takdir, aku memperhatikanmu. Mata dan hati ini tak akan pernah lelah, apalagi hati ini. Yang setiap waktunya berharap agar aku bisa merengkuhmu.

                Kurasa, aku semakin hari semakin gila karena rasa ini. Tiap hari yang bisa aku lakukan hanya mimpi mimpi dan mimpi. Mungkin kalian bosan mendengarkan aku mengucapkan kata mimpi. Namun, itulah adanya. Aku hanya bisa bermimpi.

                Entah apa yang tengah aku rasakan saat ini. Lebih dari rasa mengagumi. Selalu ada getaran saat memandangnya. Namun, detik kemudian kurasakan sesakan di dada saat aku memikirkan jika aku dan kamu yang berubah menjadi kita hanya di mimpiku. Kamu tak akan pernah menoleh kearahku. Tak akan pernah!! Mungkin, aku ingin menghapuskan rasa ini. Tapi, percuma!

                Percuma. Iya emang percuma. Aku pernah terluka karenanyabukan karena dirinya, tapi karena rasa ini. Aku pernah kecewa dan sedikit melupakan rasa ini. Tapi, semakin aku menghindar semakin besar gejolak rasa ini terhadapnya. Semakin besar presentase ingin memilikinya.

                Aku memang bodoh! Bodoh kenapa bisa dibodohi sama rasa tolol ini. Jelas-jelas, rasa ini tak akan pernah berakhir menjadi kisah bahagia. Yang ada, hanya rasa ini menjadikan aku menjadi sakit. Tapi apa daya, apa bisaku? Apa kekuatanku untuk menghapus rasa ini?

                Namun, aku slalu memotivasi diriku dengan hal-hal yang positif. Mungkin ini nikmat yang diberikan olehNya terhadapku. Semoga aku bisa merasakan kenikmatanNya diakhir nanti. Aku akan berusaha untuk selalu menikmati rasa ini. Yah, semoga..


                “Fy! Ayo pulang!!!”


                Seru suara di belakangku, dan membuatku menoleh kaget. Ternyata, dia Sivia. Aku baru ingat jika sekarang aku sedang menunggunya yang lagi kebelet itu saat setelah bel pulang berbunyi dan aku langsung diseret agar menemaninya. 

                Aku mengangguk lalu mengikuti derap langkah Sivia yang duluan. 

__oOo__


Hahaha! gatau deh ini apa. cerpen tapi ga cerpen. enjoy ya yang udah mampir dan baca, terimakasih :))))) ini masih jauh dari kata bagus, jadi mohon kritik dan saran ya. 

sekian terimacokelat,

@Lyasavitri
 

No comments:

Post a Comment